8 Jun 2012

Swing Girls (Part 1)

Directed by Shinobu Yaguchi
Produced by Shintaro Horikawa, Daisuke Sekiguchi
Written by Junko Yaguchi, Shinobu Yaguchi
Starring Juri Ueno,YĆ«ta Hiraoka
Release date(s) September 11, 2004
Running time 105 min
Language Japanese

Reception 
28th Japan Academy Awards: Best Newcomer(Hiraoka Yuta)
28th Japan Academy Awards: Best Newcomer  (Ueno Juri)
59th Everyday Movie Sponichi Grand Prix: Best Newcomer (Ueno Juri)
Yokohama Film Festival: Best Newcomer (Ueno Juri)
 
-------------
SWING GIRLS (and a boy ^^)
-------------
Liburan musim panas. Ini adalah waktu yang menyenangkan bagi sebagian siswa, dan bagi sisanya, liburan musim panas terasa melelahkan karena ada beberapa macam kelas perbaikan yang harus mereka ikuti.

 

13 orang siswi mengikuti kelas perbaikan matematika dengan ogah-ogahan. Salah satu di antaranya adalah Suzuki Tomoko. 

 

Tomoko sedang menguap lebar ketika ia melihat brass band sekolah yang sedang bersiap-siap pergi ke pertandingan baseball sebagai tim penyemangat.

Seorang guru bersandar di sisi bus, mengeluhkan dirinya yang tidak bisa memenuhi undangan temannya untuk berlibur ke Hawaii.

Sementara di sebelahnya, seorang siswa sedang mengumpulkan semangat untuk mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota. Sayangnya, ia tak punya kesempatan untuk memberikan surat itu. Dan mereka pun meninggalkan sekolah menuju tempat pertandingan.



Seorang pria yang bertugas mengirim makan siang anggota band sekolah datang tak lama setelahnya. Dari sisi jendela kelas, Tomoko memberitahukan bahwa mereka baru saja pergi. Pengirim bekal itu kebingungan. Seketika Tomoko punya ide brilian untuk melewatkan kelas perbaikan.


Tomoko iseng membuka salah satu bekal dan terkejut sekaligus iri dengan kemewahan bekal itu. Salah satu teman di kelas perbaikan, Yoshie, mencomotnya. Tomoko mengikutinya. Ada seorang lagi, yaitu Naomi,dan mereka bertiga pun berkenalan.

Kemudian teman-teman yang lain merampasnya untuk dimakan bersama-sama.


Karena ketiduran di dalam kereta, para pengantar bekal dadakan ini tidak turun di tempat yang seharusnya. Mereka berusaha meraih pintu kereta, namun kereta terlanjur berangkat.


Di tempat pertandingan, anggota band sekolah yang ingin mengundurkan diri, Nakamura, membuat kesalahan sehingga mendapat teguran.


Anggota band lainnya lantas bertanya kepada Nakamura perihal makan siang mereka. Nakamura meminta maaf. Ia sendiri bingung. Padahal seharusnya, makan siang sudah tiba sejak beberapa saat lalu.




Tomoko dan lainnya lesu karena mereka turun di pemberhentian berikutnya. Mereka pun memutuskan untuk berjalan kaki menyusuri rel, karena kereta yang rutenya kembali baru akan datang satu jam kemudian.





Sebuah kereta melintas dan membuat mereka panik. Gadis-gadis itu pun terjerembap ke dalam sawah. 

Setelah kembali berdiri, Tomoko terkejut dengan bekal-bekal yang ia jatuhkan. Ia lantas merapikan sekenanya.


 Sebelum pergi mereka membersihkan diri dulu di sungai.


Nakamura menyatakan kekesalannya kepada para gadis yang terlambat mengirimkan bekal. Para gadis berdalih. Kemudian mereka membagikan bekal tersebut kepada masing-masing anggota band. Dan seseorang yang beruntung mendapatkan sebuah batu di dalam bekalnya.



Nakamura menanyakan bekal yang kurang kepada para gadis. Mereka menjawab tidak tahu menahu soal bekal yang kurang itu. Nakamura melihat sisa nasi di pipi Tomoko dan tersadar jika mereka telah memakan satu bekal. Namun, ia tidak berkata apa-apa. Belum.


Beberapa saat setelah itu, seluruh anggota band kecuali Nakamura muntah dan diare karena keracunan makanan.




Di rumah, Tomoko mendapat telepon dari seorang temannya. Ia diminta menonton siaran berita saat itu juga. Rupanya stasiun televisi sedang memberitakan peristiwa keracunan makanan yang dialami anggota brass band sekolah Tomoko.


Tomoko pun mengerut.

Dari sambungan telepon, temannya berkata bahwa anggota brass band dirawat di rumah sakit dan tidak bisa mengikuti pertandingan berikutnya. Mereka mencari pemain pengganti di ruang musik pukul 09.00 pagi.

Tomoko tidak bisa karena ia mengikuti kelas perbaikan.

Sementara itu, penyiar berita mengatakan dugaan utama peristiwa tersebut adalah bekal tidak dibuat dengan seksama. 


Nakamura memandangi kelas yang kosong. Ia menghela nafas. Saat bertemu pandangan dengan seorang anggota klub baseball, Nakamura meringkuk di balik dinding. Ia lantas menyobek surat pengunduran dirinya.

Seorang siswi bernama Sekiguchi datang untuk melamar menjadi pemain band pengganti. Nakamura senang dan bertanya instrumen apa yang dimainkannya. 



Sekiguchi menunjukkan serulingnya dengan malu-malu. Harapan Nakamura seketika pupus.


Dua siswi yang berpenampilan rock datang dengan membawa gitar dan bass mereka. Nakamura mengelap keringat dinginnya sambil menyapa kedua orang itu. 

Kedua gadis itu berkata akan ikut sebagai pemain pengganti, apabila Nakamura tidak keberatan dengan instrumen yang mereka mainnya. Nakamura mencoba berkata gitar dan bass tidak bisa masuk ke brass band, tapi tidak ada seorang pun yang mendengarkan.

Nakamura melirik Sekiguchi yang menunjukkan kembali serulingnya. Nakamura mengeluh putus asa.



Para siswi yang ikut kelas perbaikan baru saja keluar dari kelas. Nakamura kontan mengejar mereka. Ia berseru dengan kesal, mereka seharusnya merasa bersalah untuk tertawa seperti itu. Semua salah para gadis itu. Bagaimana bisa hanya Nakamura yang terjebak dalam masalah ini?!

Nakamura menurunkan suaranya, kemudian berkata, “Guru kelas perbaikan sudah berkata bahwa kalian harus ikut brass band.”

Tomoko menolak dengan keras.


Nakamura kembali berkata, “Kalianlah yang mengirimkan bekal-bekal itu.”
Para gadis berkilah karena Nakamura tidak punya bukti.

Nakamura mengeluarkan kartu Asnya. “Aku tahu rahasia kalian. Kalian memakan salah satu bekal di perjalanan. Bukankah itu mencurigakan?”

Para gadis gentar dan Nakamura pun kembali bernegosiasi, “Rahasia kecil kalian akan aman jika kalian ikut brass band.”



Pak guru datang, menyuruh mereka segera masuk kelas. Tomoko seketika punya ide untuk melewatkan kelas perbaikan. Ia mengajak teman-temannya berdiskusi dan mereka semua langsung sepakat. Para gadis kemudian meminta diizinkan ikut brass band.




Nakamura mencoba memimpin latihan brass band pengganti, tetapi semua gadis sibuk bermain dan tidak mendengarkannya.




Sekiguchi menjatuhkan piringan lagu, membuat semua orang menertawainya.


Sebuah piringan menggelinding ke koridor dan seorang anggota klub baseball, Inoue, menangkapnya. 



Di ruang musik, Nakamura memainkan piano dengan frustasi sehingga seluruh perhatian tertuju padanya.



Inoue masuk dan berkata, “Kau payah dalam memainkan simbal, tetapi bagus untuk piano sungguhan.” Sementara itu, Yoshie terpesona padanya.

Inoue lantas membujuk Nakamura dan berkata bahwa Nakamura pasti bisa melakukannya. Tidak mungkin klub baseball bisa menang tanpa dukungan brass band.

“Kau tahu ada dua jenis orang di dunia ini?” tanya Inoue. Nakamura menggeleng. Kemudian Inoue melanjutkan, “Orang yang sukses dan orang menyerah. Kau termasuk yang mana?”

Saat mereka membalikkan badan, Inoue bertanya apa yang akan ia lakukan dengan brass band. Nakamura lantas menunjuk sampul piringan hitam yang dibawa Inoue.






Inoue menatap sampul tersebut. Dan saat menurunkannya, ia melihat imej Big Band Jazz sesuai dengan formasi pemain band pengganti.


Nakamura menjelaskan kepada para gadis tentang Big Band Jazz. Para gadis mulanya tidak mau. Mereka meminta sesuatu yang lebih cool daripada Jazz.

Yoshie berkata, “Kita tidak butuh sesuatu yang cool saat menyemangati klub basebal.” Ia lantas mencoba meniup terompetnya. Hanya saja, nafasnya tidak kuat. Tomoko juga ikut mencoba, tetapi pipinya sakit.





Nakamura yang putus asa lantas menanyakan apakah mereka benar-benar berniat menjadi pemain pengganti. Para gadis menjawab, tentu saja.


Mereka semua berganti baju olahraga dan jogging untuk meningkatkan kapasitas paru-paru mereka.



Tomoko yang sudah setengah mati lantas bertanya mengapa ia harus berlari, sedangkan si pemain gitar dan bass tidak perlu. Nakamura menjawab, mereka bisa bermain tanpa perlu latihan lari.






Tomoko, Yoshie dan Naomi merebah di rerumputan. Ia menyesal telah mengikuti band dan keluar dari kelas perbaikan. Nakamura menemukan mereka dan mereka terpaksa kembali berlari.



Nakamura membagikan tisu. Para gadis harus bisa mempertahankan tisu itu menempel di jendela hanya dengan meniupnya. Tomoko bersaing sengit dengan Yoshie dan ia kalah. Yoshie senang pada awalnya. Tetapi mereka terkejut, karena di sebelah mereka Sekiguchi masih kuat meniup tisu tersebut.



Latihan berikutnya adalah menyedot udara di dalam botol hingga habis. Tomoko hampir bisa melakukannya, tetapi gagal. Lalu, sekali lagi mereka dikejutkan dengan Sekiguchi yang langsung bisa melakukannya.



Saat latihan sit-up, Pak Guru matematika memanggil Nakamura. “Mereka adalah orang-orang yang tidak berguna.” Ujarnya.

“Tidak, mereka sedang melakukan yang terbaik.” Sanggah Nakamura.

 “Buat apa? Mereka hanya mau bolos dari kelas perbaikan. Mereka tidak serius tentang musik.” Sahut Pak Guru.




Yoshie mengendap-endap untuk melihat latihan Inoue. Ia berseru saat Inoue bisa menangkap bola. Inoue menyemangatinya balik.

Tomoko datang dan mencibir, “Apa yang kau lihat darinya sih?”

“Dia sangat keren dengan rambut cepaknya.”

“Semua pemain baseball punya rambut cepak.” Timpal Naomi.



Tomoko mengajak mereka bolos dari latihan band, tetapi ketahuan Nakamura. Tomoko berdalih ia hanya ingin pergi ke toilet.



Sayangnya Nakamura menemukan makanan yang disembunyikan Tomoko di balik kausnya. Nakamura mengangkat makanan itu tinggi-tinggi, membuat Tomoko kesal karena tidak bisa meraihnya.


“Latihan seperti ini tidak mungkin bisa membuat kita menjadi musisi,” hujat Tomoko. Perkataannya langsung disetujui oleh semua temannya.



Tetapi Sekiguchi bisa membunyikan lead instrumennya dengan cukup keras, membuat semuanya menoleh.



“Lihat! Sekiguchi saja bisa melakukannya dan mengapa kalian tidak?” ucap Nakamura.




Tomoko menatap Sekiguchi lekat.


 Mereka kembali berlatih. Tomoko senang karena ia mulai bisa meniup leadnya dengan baik. 


Namun lagi-lagi ia ketinggalan satu langkah dari Sekiguchi yang sudah mulai belajar doremifasolasido menggunakan instrumen utuh.




Latihan mulai berkembang. Mereka membagi diri sesuai jenis instrumen dan berlatih di ruangan yang berbeda. Nakamura pun mengecek latihan mereka satu persatu.


 Tomoko berlatih saksofon dengan beberapa temannya. Ia tampak senang saat mereka sudah bisa menyanyikan satu lagu, meskipun masih belepotan.


“Mulai menikmatinya?” tanya Nakamura.



Tomoko yang gengsi menjawab, “Tentu saja tidak! Hanya saja tidak ada pilihan lain!”
Pada jogging berikutnya, mereka semua tampak berlari sambil menyanyi dengan riang.

Tomoko mendapati Nakamura yang sedang kesulitan membawa keyboard sendirian. Saat ia melihat ada bola sepak tak jauh dari Nakamura, seketika muncul ide iseng di benaknya. Ia pun mengendap-endap untuk mengambil bola itu.


Tomoko bermaksud memukulkan bola itu ke Nakamura, tetapi pada saat yang sama Nakamura hampir menjatuhkan keyboardnya. Tomoko yang ikut panik membuang bolanya dan menangkap ujung keyboard tersebut sebagai gantinya.

Nakamura berterima kasih.

Tomoko bertanya perihal keyboard itu. Nakamura berkata bahwa ia membeli keyboard itu untuk dibawa ke pertandingan besok.

Jadi kau orang kaya, tanya Tomoko yang tidak menduga. Un, sahut Nakamura mengiyakan. Dan mereka pun membawa keyboard itu berdua.


Latihan hari ini dilakukan dengan formasi lengkap. Mereka semua senang karena hasilnya tidak buruk.


Kemudian Bu Guru beserta seluruh pemain brass band yang asli datang. Bu Guru berterima kasih atas hal yang telah dilakukan oleh para pemain pengganti. Mereka memuji ide Nakamura untuk membuat Big Band.

Tetapi karena pemain brass band sudah sembuh, para pemain pengganti bisa menyerahkan sisanya pada mereka.


Nakamura awalnya enggan, namun Tomoko bangkit dan memotong perkataannya. “Syukurlah! Sebenarnya aku takut kalau kita harus tampil. Kelas perbaikan sudah selesai dan semuanya sesuai rencana.”

Nakamura terkejut, “Jadi semua ini hanya akal-akalan kalian saja?”

“Tentu saja dan kau terjebak! Mengapa kau terlalu serius ketika semuanya harus berakhir.” Sahut Yoshie.

Dan para pemain pengganti pun meninggalkan ruang musik dengan menelan kekesalan. Bahkan Sekiguchi sampai berebut terompet dengan pemain brass band asli.


Bu Guru kemudian meminta maaf kepada Pak Guru matematika karena sudah membuat mereka membolos kelas perbaikan. Pak Guru menunduk kecil dan berlalu.


Para pemain pengganti pun pulang sambil berusaha menahan perasaan mereka. Tetapi Tomoko tidak kuat, begitu juga yang lain. Dan mereka pun menangis kencang bersama-sama.


 Di hari pertandingan baseball, Nakamura kembali memegang simbal. Ia mengedarkan pandangan sehingga ritme simbalnya berantakan. Ia ditegur, lalu kembali membunyikan simbalnya walaupun dengan setengah hati.


Tanpa ia ketahui, di sisi lapangan, Tomoko dan kedua temannya juga menonton pertandingan itu. Mereka bertiga mendesah bersamaan.






Pertandingan memasukki inning ke-9. Kali ini giliran Inoue memukul. Saat teman Tomoko ingin menyoraki Inoue, ada seorang gadis lain yang melakukannya. Inoue melihat ke arah gadis itu dan menunjukkan jimat yang terkalung di lehernya.

Tomoko dan Naomi merasa tidak enak kepada Yoshie.



Inoue melewatkan 2 kali strike. Penonton bersorak pada Inoue, “Satu strike lagi dan kau keluar!” Yoshie ikut menyerukannya. Tomoko dan Naomi juga mengikutinya.


Pada lemparan ketiga, Inoue dapat memukul dengan sangat keras, hingga terbentur ke tiang lampu dan mengenai mata Yoshie.

Sayangnya pemukul berikutnya strike 3 kali, membuat para supporter kecewa.

Liburan musim panas telah berakhir. Tomoko yang tidak memperhatikan pelajaran, kemudian menghela nafas panjang.


Saat pulang sekolah, Tomoko mengintip latihan klub brass band. Bu Guru menegurnya dan menyuruh Tomoko masuk. Tomoko bertanya perihal Nakamura. Nakamura sudah berhenti, sahut Bu Guru.



Bu Guru mempersilakan Tomoko masuk. Namun saat melihat Sekiguchi juga berada di sana, Tomoko langsung membalikkan tubuhnya dan pergi.

 

Di koridor, Tomoko berpapasan dengan Yoshie yang sedang berjalan dengan teman-teman sekelasnya. Mereka tidak sempat bercakap-cakap banyak karena Yoshie diseret pergi.

Tomoko membalikkan tubuh dengan kecewa. Sementara itu, Yoshie membuka perban matanya yang ternyata sudah sembuh.





Naomi memakan satu ember es krim sendirian. Saat berdiri, roknya sobek dan melorot, membuat seorang pengendara sepeda terguling dari jalanan. Naomi hanya bisa bengong saja.


Tomoko melihat toko instrumen. Terkejut dengan harga saksofon yang bernilai 300 ribu yen, ia bertanya kepada penjaga toko di mana bisa membeli saksofon yang bekas pakai.

Tomoko memohon dibelikan saksofon bekas yang  harganya 30 ribu yen. Ibunya menolak karena Tomoko bukan orang yang tekun. Tomoko kesal.




Adik Tomoko pulang dari sekolah dan bermaksud bermain PlayStation, namun yang didapatinya adalah kabel telepon. Rupanya Tomoko mengumpulkan beberapa barang elektronik di rumahnya untuk ditukar dengan saksofon. Ibu mencoba menghentikannya tetapi terlambat.



Tomoko mendapatkan saksofon itu. Ia pun berlatih di dekat sungai. Saat ingin menyetel suara, bagian saksofon itu malah patah. Tomoko memasukkan potongan itu ke sakunya sambil merengek.


Tomoko kembali memainkan saksofonnya. Dari kejauhan, ia mendengar instrumen lain memainkan lagu yang sama.




Sambil bermain, Tomoko berjalan ke balik ilalang. Lalu ia mendapati Nakamura yang sedang memainkan keyboardnya di seberang sungai.
Mereka pun berduet.


Nakamura dan Tomoko mengumpulan teman-teman pemain band pengganti. Mereka berpikir bagaimana cara bisa mendapatkan instrumen. Pinjam? Tidak bisa. Mencuri? Tidak mungkin.

Tomoko pun merekomendasikan instrumen bekas seperti yang dibelinya. Nakamura sangsi dengan barang bekas.




“Lalu bagaimana kita akan mendapatkannya? Kau saja yang belikan, anak kaya!”

“Itu tidak adil.” Protes Nakamura.



“Itu tidak adil...” ulang Tomoko mengejek.


“Aku tidak berbicara seperti itu!”
“Aku tidak berbicara seperti itu…”


“Kau bodoh!”
“Kau bodoh…”


“Aku benar-benar bodoh.”
“Nah, itu kau sendiri tahu.”


Bagaimana kalau mencari sponspor? Tapi sponsor tidak akan tertarik karena mereka tidak punya daya jual.

Kalau bekerja di supermarket? Itu ide yang bagus!


 Para gadis lantas berduyun-duyun melamar kerja di supermarket.



Naomi menjadi penempel label. Sekiguchi menjadi SPG wine. Tomoko menjadi SPG sosis dan ia memasukkan satu persatu sosis sampel ke dalam mulutnya, ^^;

Yoshie dkk bertugas mengurus manekin pria-pria ganteng. Di dalam lift, Yoshie mencium manekin itu. Saat lift terbuka, pegawai supermarket lainnya terkejut karena di dalam lift ada gadis-gadis muda yang sedang menciumi manekin.


Lain lagi di pantry. Seorang pegawai sibuk mengamati koran yang memuat tentang pacuan kuda, sementara para pegawai baru sibuk menghapalkan score musik.


Tomoko dkk menggoreng makanan sampel dan mencicipinya. Mereka memanggil Sekiguchi untuk menuangkan sedikit wine di atasnya.

Manajer supermarket menghampiri mereka dan Tomoko pun berusaha menyembunyikan winenya. Manajer supermarket hendak mencicipi sampel tersebut.






“Aa, kami baru saja ingin men-steamnya.” Tomoko menuangkan wine terlalu banyak sehingga api berkobar sampai menyentuh detektor asap. Air menyemprot dari langit-langit, alarm berbunyi, dan semua pembeli pun panik.





Tomoko dan ketiga temannya dipecat tanpa mendapat gaji. Mereka bahkan tidak boleh datang lagi.


Sedangkan teman-teman lain yang tidak dipecat, membelanjakan gaji mereka untuk barang-barang bermerk. Mereka kemudian pergi untuk bermain bowling bersama beberapa senior laki-laki.


 “Kalian tahu, dua jenis orang di dunia ini? Orang-orang yang bisa bersenang-senang dan yang tidak. Yang mana yang lebih baik?”
“Yang bisa bersenang-senaaang…”


“Sudah cukup! Kami akan membentuk jazz band kami sendiri!” Tomoko menyerukan tekadnya.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan sungkan meninggalkan jejak :D