Produced by Shintaro Horikawa, Daisuke Sekiguchi
Written by Junko Yaguchi, Shinobu Yaguchi
Starring Juri Ueno,YĆ«ta Hiraoka
Release date(s) September 11, 2004
Running time 105 min
Language Japanese
Reception
28th Japan Academy Awards: Best Newcomer(Hiraoka Yuta)
28th Japan Academy Awards: Best Newcomer (Ueno Juri)
28th Japan Academy Awards: Best Newcomer (Ueno Juri)
59th Everyday Movie Sponichi Grand Prix: Best Newcomer (Ueno Juri)
Yokohama Film Festival: Best Newcomer (Ueno Juri)
-------------
SWING GIRLS (and a boy ^^)
-------------
Liburan musim panas. Ini adalah waktu yang menyenangkan bagi sebagian
siswa, dan bagi sisanya, liburan musim panas terasa melelahkan karena ada
beberapa macam kelas perbaikan yang harus mereka ikuti.
13 orang
siswi mengikuti kelas perbaikan matematika dengan ogah-ogahan. Salah satu di
antaranya adalah Suzuki Tomoko.
Tomoko
sedang menguap lebar ketika ia melihat brass band sekolah yang sedang
bersiap-siap pergi ke pertandingan baseball sebagai tim penyemangat.
Seorang
guru bersandar di sisi bus, mengeluhkan dirinya yang tidak bisa memenuhi
undangan temannya untuk berlibur ke Hawaii.
Seorang pria yang bertugas mengirim makan siang anggota band sekolah datang tak lama setelahnya. Dari sisi jendela kelas, Tomoko memberitahukan bahwa mereka baru saja pergi. Pengirim bekal itu kebingungan. Seketika Tomoko punya ide brilian untuk melewatkan kelas perbaikan.
Tomoko
iseng membuka salah satu bekal dan terkejut sekaligus iri dengan kemewahan
bekal itu. Salah satu teman di kelas perbaikan, Yoshie, mencomotnya. Tomoko
mengikutinya. Ada seorang lagi, yaitu Naomi,dan mereka bertiga pun berkenalan.
Karena ketiduran di dalam kereta, para pengantar bekal dadakan ini tidak turun di tempat yang seharusnya. Mereka berusaha meraih pintu kereta, namun kereta terlanjur berangkat.
Di tempat pertandingan, anggota band sekolah yang ingin mengundurkan diri, Nakamura, membuat kesalahan sehingga mendapat teguran.
Setelah kembali berdiri, Tomoko terkejut dengan bekal-bekal yang ia jatuhkan. Ia lantas merapikan sekenanya.
Sebelum pergi mereka membersihkan diri dulu di sungai.
Nakamura menyatakan kekesalannya kepada para gadis yang terlambat mengirimkan bekal. Para gadis berdalih. Kemudian mereka membagikan bekal tersebut kepada masing-masing anggota band. Dan seseorang yang beruntung mendapatkan sebuah batu di dalam bekalnya.
Nakamura menanyakan bekal yang kurang kepada para gadis. Mereka menjawab tidak tahu menahu soal bekal yang kurang itu. Nakamura melihat sisa nasi di pipi Tomoko dan tersadar jika mereka telah memakan satu bekal. Namun, ia tidak berkata apa-apa. Belum.
Sekiguchi menunjukkan serulingnya dengan malu-malu. Harapan Nakamura seketika pupus.
Nakamura mencoba memimpin latihan brass band pengganti, tetapi semua gadis sibuk bermain dan tidak mendengarkannya.
Sekiguchi menjatuhkan piringan lagu, membuat semua orang menertawainya.
Nakamura
menjelaskan kepada para gadis tentang Big Band Jazz. Para gadis mulanya tidak
mau. Mereka meminta sesuatu yang lebih cool daripada Jazz.
Tomoko mengajak mereka bolos dari latihan band, tetapi ketahuan Nakamura. Tomoko berdalih ia hanya ingin pergi ke toilet.
Sayangnya Nakamura menemukan makanan yang disembunyikan Tomoko di balik kausnya. Nakamura mengangkat makanan itu tinggi-tinggi, membuat Tomoko kesal karena tidak bisa meraihnya.
Tetapi Sekiguchi bisa membunyikan lead instrumennya dengan cukup keras, membuat semuanya menoleh.
“Lihat! Sekiguchi saja bisa melakukannya dan mengapa kalian tidak?” ucap Nakamura.
Tomoko menatap Sekiguchi lekat.
Mereka
kembali berlatih. Tomoko senang karena ia mulai bisa meniup leadnya dengan baik.
Namun lagi-lagi ia ketinggalan satu langkah dari Sekiguchi yang sudah mulai belajar doremifasolasido menggunakan instrumen utuh.
Latihan mulai berkembang. Mereka membagi diri sesuai jenis instrumen dan berlatih di ruangan yang berbeda. Nakamura pun mengecek latihan mereka satu persatu.
Tomoko
berlatih saksofon dengan beberapa temannya. Ia tampak senang saat mereka sudah
bisa menyanyikan satu lagu, meskipun masih belepotan.
Tomoko yang gengsi menjawab, “Tentu saja tidak! Hanya saja tidak ada pilihan lain!”
Pada
jogging berikutnya, mereka semua tampak berlari sambil menyanyi dengan riang.
Tomoko
mendapati Nakamura yang sedang kesulitan membawa keyboard sendirian. Saat ia
melihat ada bola sepak tak jauh dari Nakamura, seketika muncul ide iseng di
benaknya. Ia pun mengendap-endap untuk mengambil bola itu.
Latihan hari ini dilakukan dengan formasi lengkap. Mereka semua senang karena hasilnya tidak buruk.
Tetapi
karena pemain brass band sudah sembuh, para pemain pengganti bisa menyerahkan
sisanya pada mereka.
Bu Guru kemudian meminta maaf kepada Pak Guru matematika karena sudah membuat mereka membolos kelas perbaikan. Pak Guru menunduk kecil dan berlalu.
Di hari
pertandingan baseball, Nakamura kembali memegang simbal. Ia mengedarkan
pandangan sehingga ritme simbalnya berantakan. Ia ditegur, lalu kembali
membunyikan simbalnya walaupun dengan setengah hati.
Tanpa ia
ketahui, di sisi lapangan, Tomoko dan kedua temannya juga menonton pertandingan
itu. Mereka bertiga mendesah bersamaan.
Inoue melewatkan 2 kali strike. Penonton bersorak pada Inoue, “Satu strike lagi dan kau keluar!” Yoshie ikut menyerukannya. Tomoko dan Naomi juga mengikutinya.
Liburan
musim panas telah berakhir. Tomoko yang tidak memperhatikan pelajaran, kemudian
menghela nafas panjang.
Naomi memakan satu ember es krim sendirian. Saat berdiri, roknya sobek dan melorot, membuat seorang pengendara sepeda terguling dari jalanan. Naomi hanya bisa bengong saja.
Tomoko
melihat toko instrumen. Terkejut dengan harga saksofon yang bernilai 300 ribu
yen, ia bertanya kepada penjaga toko di mana bisa membeli saksofon yang bekas
pakai.
Tomoko memohon dibelikan saksofon
bekas yang harganya 30 ribu yen. Ibunya
menolak karena Tomoko bukan orang yang tekun. Tomoko kesal.
Tomoko mendapatkan saksofon itu. Ia pun berlatih di dekat sungai. Saat ingin menyetel suara, bagian saksofon itu malah patah. Tomoko memasukkan potongan itu ke sakunya sambil merengek.
Tomoko kembali memainkan saksofonnya. Dari kejauhan, ia mendengar instrumen lain memainkan lagu yang sama.
Sementara
di sebelahnya, seorang siswa sedang mengumpulkan semangat untuk mengajukan
surat pengunduran diri sebagai anggota. Sayangnya, ia tak punya kesempatan
untuk memberikan surat itu. Dan mereka pun meninggalkan sekolah menuju tempat
pertandingan.
Seorang pria yang bertugas mengirim makan siang anggota band sekolah datang tak lama setelahnya. Dari sisi jendela kelas, Tomoko memberitahukan bahwa mereka baru saja pergi. Pengirim bekal itu kebingungan. Seketika Tomoko punya ide brilian untuk melewatkan kelas perbaikan.
Kemudian
teman-teman yang lain merampasnya untuk dimakan bersama-sama.
Karena ketiduran di dalam kereta, para pengantar bekal dadakan ini tidak turun di tempat yang seharusnya. Mereka berusaha meraih pintu kereta, namun kereta terlanjur berangkat.
Di tempat pertandingan, anggota band sekolah yang ingin mengundurkan diri, Nakamura, membuat kesalahan sehingga mendapat teguran.
Anggota
band lainnya lantas bertanya kepada Nakamura perihal makan siang mereka.
Nakamura meminta maaf. Ia sendiri bingung. Padahal seharusnya, makan siang
sudah tiba sejak beberapa saat lalu.
Tomoko dan
lainnya lesu karena mereka turun di pemberhentian berikutnya. Mereka pun
memutuskan untuk berjalan kaki menyusuri rel, karena kereta yang rutenya
kembali baru akan datang satu jam kemudian.
Sebuah kereta melintas dan membuat mereka panik. Gadis-gadis itu pun terjerembap ke dalam sawah.
Sebelum pergi mereka membersihkan diri dulu di sungai.
Nakamura menyatakan kekesalannya kepada para gadis yang terlambat mengirimkan bekal. Para gadis berdalih. Kemudian mereka membagikan bekal tersebut kepada masing-masing anggota band. Dan seseorang yang beruntung mendapatkan sebuah batu di dalam bekalnya.
Nakamura menanyakan bekal yang kurang kepada para gadis. Mereka menjawab tidak tahu menahu soal bekal yang kurang itu. Nakamura melihat sisa nasi di pipi Tomoko dan tersadar jika mereka telah memakan satu bekal. Namun, ia tidak berkata apa-apa. Belum.
Beberapa
saat setelah itu, seluruh anggota band kecuali Nakamura muntah dan diare karena
keracunan makanan.
Di rumah,
Tomoko mendapat telepon dari seorang temannya. Ia diminta menonton siaran
berita saat itu juga. Rupanya stasiun televisi sedang memberitakan peristiwa
keracunan makanan yang dialami anggota brass band sekolah Tomoko.
Tomoko pun
mengerut.
Dari
sambungan telepon, temannya berkata bahwa anggota brass band dirawat di rumah
sakit dan tidak bisa mengikuti pertandingan berikutnya. Mereka mencari pemain pengganti
di ruang musik pukul 09.00 pagi.
Tomoko
tidak bisa karena ia mengikuti kelas perbaikan.
Sementara
itu, penyiar berita mengatakan dugaan utama peristiwa tersebut adalah bekal
tidak dibuat dengan seksama.
Nakamura
memandangi kelas yang kosong. Ia menghela nafas. Saat bertemu pandangan dengan
seorang anggota klub baseball, Nakamura meringkuk di balik dinding. Ia lantas
menyobek surat pengunduran dirinya.
Seorang siswi bernama Sekiguchi
datang untuk melamar menjadi pemain band pengganti. Nakamura senang dan
bertanya instrumen apa yang dimainkannya.
Sekiguchi menunjukkan serulingnya dengan malu-malu. Harapan Nakamura seketika pupus.
Dua siswi
yang berpenampilan rock datang dengan membawa gitar dan bass mereka. Nakamura
mengelap keringat dinginnya sambil menyapa kedua orang itu.
Kedua gadis itu
berkata akan ikut sebagai pemain pengganti, apabila Nakamura tidak keberatan
dengan instrumen yang mereka mainnya. Nakamura mencoba berkata gitar dan bass
tidak bisa masuk ke brass band, tapi tidak ada seorang pun yang mendengarkan.
Nakamura
melirik Sekiguchi yang menunjukkan kembali serulingnya. Nakamura mengeluh putus
asa.
Para siswi
yang ikut kelas perbaikan baru saja keluar dari kelas. Nakamura kontan mengejar
mereka. Ia berseru dengan kesal, mereka seharusnya merasa bersalah untuk
tertawa seperti itu. Semua salah para gadis itu. Bagaimana bisa hanya Nakamura
yang terjebak dalam masalah ini?!
Nakamura
menurunkan suaranya, kemudian berkata, “Guru kelas perbaikan sudah berkata
bahwa kalian harus ikut brass band.”
Tomoko
menolak dengan keras.
Nakamura
kembali berkata, “Kalianlah yang mengirimkan bekal-bekal itu.”
Para gadis
berkilah karena Nakamura tidak punya bukti.
Nakamura
mengeluarkan kartu Asnya. “Aku tahu rahasia kalian. Kalian memakan salah satu
bekal di perjalanan. Bukankah itu mencurigakan?”
Para gadis
gentar dan Nakamura pun kembali bernegosiasi, “Rahasia kecil kalian akan aman
jika kalian ikut brass band.”
Pak guru
datang, menyuruh mereka segera masuk kelas. Tomoko seketika punya ide untuk
melewatkan kelas perbaikan. Ia mengajak teman-temannya berdiskusi dan mereka
semua langsung sepakat. Para gadis kemudian meminta diizinkan ikut brass band.
Nakamura mencoba memimpin latihan brass band pengganti, tetapi semua gadis sibuk bermain dan tidak mendengarkannya.
Sekiguchi menjatuhkan piringan lagu, membuat semua orang menertawainya.
Sebuah
piringan menggelinding ke koridor dan seorang anggota klub baseball, Inoue,
menangkapnya.
Di ruang
musik, Nakamura memainkan piano dengan frustasi sehingga seluruh perhatian
tertuju padanya.
Inoue
masuk dan berkata, “Kau payah dalam memainkan simbal, tetapi bagus untuk piano
sungguhan.” Sementara itu, Yoshie terpesona padanya.
Inoue
lantas membujuk Nakamura dan berkata bahwa Nakamura pasti bisa melakukannya.
Tidak mungkin klub baseball bisa menang tanpa dukungan brass band.
“Kau tahu
ada dua jenis orang di dunia ini?” tanya Inoue. Nakamura menggeleng. Kemudian
Inoue melanjutkan, “Orang yang sukses dan orang menyerah. Kau termasuk yang
mana?”
Saat
mereka membalikkan badan, Inoue bertanya apa yang akan ia lakukan dengan brass
band. Nakamura lantas menunjuk sampul piringan hitam yang dibawa Inoue.
Inoue
menatap sampul tersebut. Dan saat menurunkannya, ia melihat imej Big Band Jazz
sesuai dengan formasi pemain band pengganti.
Yoshie berkata,
“Kita tidak butuh sesuatu yang cool saat menyemangati klub basebal.” Ia lantas
mencoba meniup terompetnya. Hanya saja, nafasnya tidak kuat. Tomoko juga ikut
mencoba, tetapi pipinya sakit.
Nakamura
yang putus asa lantas menanyakan apakah mereka benar-benar berniat menjadi
pemain pengganti. Para gadis menjawab, tentu saja.
Mereka
semua berganti baju olahraga dan jogging untuk meningkatkan kapasitas paru-paru
mereka.
Tomoko yang
sudah setengah mati lantas bertanya mengapa ia harus berlari, sedangkan si
pemain gitar dan bass tidak perlu. Nakamura menjawab, mereka bisa bermain tanpa
perlu latihan lari.
Tomoko,
Yoshie dan Naomi merebah di rerumputan. Ia menyesal telah mengikuti band dan
keluar dari kelas perbaikan. Nakamura menemukan mereka dan mereka terpaksa kembali
berlari.
Nakamura
membagikan tisu. Para gadis harus bisa mempertahankan tisu itu menempel di
jendela hanya dengan meniupnya. Tomoko bersaing sengit dengan Yoshie dan ia
kalah. Yoshie senang pada awalnya. Tetapi mereka terkejut, karena di sebelah
mereka Sekiguchi masih kuat meniup tisu tersebut.
Latihan
berikutnya adalah menyedot udara di dalam botol hingga habis. Tomoko hampir
bisa melakukannya, tetapi gagal. Lalu, sekali lagi mereka dikejutkan dengan Sekiguchi
yang langsung bisa melakukannya.
Saat
latihan sit-up, Pak Guru matematika memanggil Nakamura. “Mereka adalah
orang-orang yang tidak berguna.” Ujarnya.
“Tidak,
mereka sedang melakukan yang terbaik.” Sanggah Nakamura.
“Buat apa? Mereka hanya mau bolos dari kelas
perbaikan. Mereka tidak serius tentang musik.” Sahut Pak Guru.
Yoshie
mengendap-endap untuk melihat latihan Inoue. Ia berseru saat Inoue bisa
menangkap bola. Inoue menyemangatinya balik.
Tomoko
datang dan mencibir, “Apa yang kau lihat darinya sih?”
“Dia
sangat keren dengan rambut cepaknya.”
“Semua
pemain baseball punya rambut cepak.” Timpal Naomi.
Tomoko mengajak mereka bolos dari latihan band, tetapi ketahuan Nakamura. Tomoko berdalih ia hanya ingin pergi ke toilet.
Sayangnya Nakamura menemukan makanan yang disembunyikan Tomoko di balik kausnya. Nakamura mengangkat makanan itu tinggi-tinggi, membuat Tomoko kesal karena tidak bisa meraihnya.
“Latihan
seperti ini tidak mungkin bisa membuat kita menjadi musisi,” hujat Tomoko.
Perkataannya langsung disetujui oleh semua temannya.
Tetapi Sekiguchi bisa membunyikan lead instrumennya dengan cukup keras, membuat semuanya menoleh.
“Lihat! Sekiguchi saja bisa melakukannya dan mengapa kalian tidak?” ucap Nakamura.
Tomoko menatap Sekiguchi lekat.
Namun lagi-lagi ia ketinggalan satu langkah dari Sekiguchi yang sudah mulai belajar doremifasolasido menggunakan instrumen utuh.
Latihan mulai berkembang. Mereka membagi diri sesuai jenis instrumen dan berlatih di ruangan yang berbeda. Nakamura pun mengecek latihan mereka satu persatu.
“Mulai
menikmatinya?” tanya Nakamura.
Tomoko yang gengsi menjawab, “Tentu saja tidak! Hanya saja tidak ada pilihan lain!”
Tomoko bermaksud memukulkan bola itu ke Nakamura, tetapi pada saat yang sama Nakamura hampir menjatuhkan keyboardnya. Tomoko yang ikut panik membuang bolanya dan menangkap ujung keyboard tersebut sebagai gantinya.
Nakamura berterima kasih.
Tomoko
bertanya perihal keyboard itu. Nakamura berkata bahwa ia membeli keyboard itu
untuk dibawa ke pertandingan besok.
Jadi kau
orang kaya, tanya Tomoko yang tidak menduga. Un, sahut Nakamura mengiyakan. Dan
mereka pun membawa keyboard itu berdua.
Latihan hari ini dilakukan dengan formasi lengkap. Mereka semua senang karena hasilnya tidak buruk.
Kemudian
Bu Guru beserta seluruh pemain brass band yang asli datang. Bu Guru berterima
kasih atas hal yang telah dilakukan oleh para pemain pengganti. Mereka memuji
ide Nakamura untuk membuat Big Band.
Nakamura
awalnya enggan, namun Tomoko bangkit dan memotong perkataannya. “Syukurlah!
Sebenarnya aku takut kalau kita harus tampil. Kelas perbaikan sudah selesai dan
semuanya sesuai rencana.”
Nakamura
terkejut, “Jadi semua ini hanya akal-akalan kalian saja?”
“Tentu
saja dan kau terjebak! Mengapa kau terlalu serius ketika semuanya harus
berakhir.” Sahut Yoshie.
Dan para
pemain pengganti pun meninggalkan ruang musik dengan menelan kekesalan. Bahkan
Sekiguchi sampai berebut terompet dengan pemain brass band asli.
Bu Guru kemudian meminta maaf kepada Pak Guru matematika karena sudah membuat mereka membolos kelas perbaikan. Pak Guru menunduk kecil dan berlalu.
Para
pemain pengganti pun pulang sambil berusaha menahan perasaan mereka. Tetapi
Tomoko tidak kuat, begitu juga yang lain. Dan mereka pun menangis kencang
bersama-sama.
Pertandingan memasukki inning ke-9. Kali ini giliran Inoue memukul. Saat teman Tomoko ingin menyoraki Inoue, ada seorang gadis lain yang melakukannya. Inoue melihat ke arah gadis itu dan menunjukkan jimat yang terkalung di lehernya.
Tomoko dan Naomi merasa tidak enak kepada Yoshie.
Inoue melewatkan 2 kali strike. Penonton bersorak pada Inoue, “Satu strike lagi dan kau keluar!” Yoshie ikut menyerukannya. Tomoko dan Naomi juga mengikutinya.
Pada
lemparan ketiga, Inoue dapat memukul dengan sangat keras, hingga terbentur ke
tiang lampu dan mengenai mata Yoshie.
Sayangnya pemukul berikutnya
strike 3 kali, membuat para supporter kecewa.
Saat
pulang sekolah, Tomoko mengintip latihan klub brass band. Bu Guru menegurnya
dan menyuruh Tomoko masuk. Tomoko bertanya perihal Nakamura. Nakamura sudah
berhenti, sahut Bu Guru.
Bu Guru
mempersilakan Tomoko masuk. Namun saat melihat Sekiguchi juga berada di sana,
Tomoko langsung membalikkan tubuhnya dan pergi.
Di
koridor, Tomoko berpapasan dengan Yoshie yang sedang berjalan dengan
teman-teman sekelasnya. Mereka tidak sempat bercakap-cakap banyak karena Yoshie
diseret pergi.
Tomoko
membalikkan tubuh dengan kecewa. Sementara itu, Yoshie membuka perban matanya
yang ternyata sudah sembuh.
Naomi memakan satu ember es krim sendirian. Saat berdiri, roknya sobek dan melorot, membuat seorang pengendara sepeda terguling dari jalanan. Naomi hanya bisa bengong saja.
Adik
Tomoko pulang dari sekolah dan bermaksud bermain PlayStation, namun yang
didapatinya adalah kabel telepon. Rupanya Tomoko mengumpulkan beberapa barang
elektronik di rumahnya untuk ditukar dengan saksofon. Ibu mencoba
menghentikannya tetapi terlambat.
Tomoko mendapatkan saksofon itu. Ia pun berlatih di dekat sungai. Saat ingin menyetel suara, bagian saksofon itu malah patah. Tomoko memasukkan potongan itu ke sakunya sambil merengek.
Tomoko kembali memainkan saksofonnya. Dari kejauhan, ia mendengar instrumen lain memainkan lagu yang sama.
Sambil
bermain, Tomoko berjalan ke balik ilalang. Lalu ia mendapati Nakamura yang
sedang memainkan keyboardnya di seberang sungai.
Mereka pun
berduet.
Nakamura
dan Tomoko mengumpulan teman-teman pemain band pengganti. Mereka berpikir
bagaimana cara bisa mendapatkan instrumen. Pinjam? Tidak bisa. Mencuri? Tidak
mungkin.
Tomoko pun
merekomendasikan instrumen bekas seperti yang dibelinya. Nakamura sangsi dengan
barang bekas.
“Lalu bagaimana kita akan mendapatkannya? Kau saja yang belikan, anak kaya!”
“Itu tidak adil.” Protes Nakamura.
“Itu tidak adil...” ulang Tomoko mengejek.
“Aku tidak berbicara seperti itu!”
“Aku tidak berbicara seperti itu…”
“Kau bodoh!”
“Kau bodoh…”
“Aku benar-benar bodoh.”
“Nah, itu kau sendiri tahu.”
Bagaimana
kalau mencari sponspor? Tapi sponsor tidak akan tertarik karena mereka tidak
punya daya jual.
Kalau
bekerja di supermarket? Itu ide yang bagus!
Para gadis
lantas berduyun-duyun melamar kerja di supermarket.
Naomi menjadi penempel label. Sekiguchi menjadi SPG wine. Tomoko menjadi SPG sosis dan ia memasukkan satu persatu sosis sampel ke dalam mulutnya, ^^;
Yoshie dkk bertugas mengurus
manekin pria-pria ganteng. Di dalam lift, Yoshie mencium manekin itu. Saat lift
terbuka, pegawai supermarket lainnya terkejut karena di dalam lift ada
gadis-gadis muda yang sedang menciumi manekin.
Lain lagi
di pantry. Seorang pegawai sibuk mengamati koran yang memuat tentang pacuan
kuda, sementara para pegawai baru sibuk menghapalkan score musik.
Tomoko dkk menggoreng makanan
sampel dan mencicipinya. Mereka memanggil Sekiguchi untuk menuangkan sedikit
wine di atasnya.
Manajer
supermarket menghampiri mereka dan Tomoko pun berusaha menyembunyikan winenya.
Manajer supermarket hendak mencicipi sampel tersebut.
“Aa, kami baru saja ingin men-steamnya.” Tomoko menuangkan wine terlalu banyak sehingga api berkobar sampai menyentuh detektor asap. Air menyemprot dari langit-langit, alarm berbunyi, dan semua pembeli pun panik.
Tomoko dan ketiga temannya dipecat
tanpa mendapat gaji. Mereka bahkan tidak boleh datang lagi.
Sedangkan
teman-teman lain yang tidak dipecat, membelanjakan gaji mereka untuk
barang-barang bermerk. Mereka kemudian pergi untuk bermain bowling bersama
beberapa senior laki-laki.
“Kalian tahu, dua jenis orang di dunia ini? Orang-orang
yang bisa bersenang-senang dan yang tidak. Yang mana yang lebih baik?”
“Yang bisa bersenang-senaaang…”
“Sudah
cukup! Kami akan membentuk jazz band kami sendiri!” Tomoko menyerukan tekadnya.
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan sungkan meninggalkan jejak :D