Sebuah hotel telah dibajak oleh sekawanan perampok selama 5 jam. Para reporter sibuk melaporkan kondisi ini dari luar gedung. Seorang perampok keluar dengan membawa sandera dan mengarahkan ujung pisto ke kepala sandera.
Setelah beberapa kali menembak udara, ia kembali masuk ke dalam gedung dan berbicara pada rekannya. Sekawanan perampok itu kesal karena mobil mereka tidak kunjung datang.
Tiga sosok monster muncul di dalam kegelapan. Mereka menyeret para perampok itu dan menghabisinya satu persatu.
Tanpa sengaja cahaya mengenai ketiga monster itu dan membuat para sandera lari ketakutan. Di tengah keributan seorang anak menjatuhkan bonekanya di dalam hotel.
Setelah keadaan sudah sedikit lebih tenang, ia menemukan bonekanya tergeletak di jalan. Ia mencari sosok yang mungkin meletakkannya di sana. Tapi tak ada siapapun.
Dari balik pohon, Bem, Bela dan Belo mengubah sosok monster mereka menjadi sosok yang lebih mirip manusia.
Bela mencibir, kita telah menyelamatkan mereka. Haruskah mereka takut seperti itu? Belo tertawa, hahaha, kita jauh lebih menyeramkan daripada para perampok itu.
Bela berkata kembali, sekarang sosok asli kita ketahuan. Tidak mungkin kita tinggal di kota ini. Bem yang masih memandang para manusia, dengan pandangan getir berkata, ayo pergi.
Di mobil pick-up yang mengangkut mereka, Belo mendesah. Kita sudah pindah ratusan kali, keluhnya. Kemudian Bela menyalahkan Bem.
Aku tidak dapat mengabaikan manusia yang membutuhkan bantuan kita, Bem beralasan. Ah, itu lagi. Bela sudah bosan mendengarnya. Belo lantas berkata bahwa ia ingin sesegera mungkin menjadi manusia.
Bem dan Bela pun terdiam, menurunkan pandangan mendengar ucapan itu. Bem lantas mengelus kepala Belo dan mobil itu pun membawa mereka menuju kota berikutnya.
Prolog: Tak ada yang tahu kapan mereka lahir. Terbagi dari sel tunggal dalam dunia sunyi, tiga makhluk tercipta. Mereka bukanlah manusia dan mereka juga bukan binatang. Akan tetapi di dalam tubuh yang buruk itu terdapat rasa keadilan yang kuat. Makhluk itu adalah para monster yang tidak bisa menjadi manusia.
“Kau mengerti? Berapa usiamu sekarang, Belo?” Bela bertanya.
“Sepertinya enam tahun.” Jawab Belo.
“Kenapa kau harus menambahkan sepertinya. Katakan enam tahun saja sudah cukup.”
“Tapi kenyataannya berbeda…”
Bela lantas memarahi Belo. Jika Belo tak bisa berbohong, rahasia mereka akan ketahuan. Bela dan Belo kemudian mengulangi latihan mereka lagi, sementara Bem memandang mereka dari atas pohon.
Bem melompat dari pohon dan berkomentar, kota yang bagus.
Bela berkata, jangan bicara seringan itu. Seandainya saja mereka manusia... Satu-satunya petunjuk hanyalah kertas itu, desah Bela sembari merujuk kepada secarik kertas koran yang dipegang Bem dan berisi foto seorang pria tua.
Bem menyahut, seandainya saja kita bisa bertemu orang itu ia yakin mereka bisa menjadi manusia. Bela kembali berkata, di kota ini juga tidak ada petunjuk tentang orang itu.
Sebuah jeritan terdengar. Bem, Bela dan Belo segera berlari ke sumber suara. Ada seseorang yang tergantung di atas gedung. Bem berlari mencari cara untuk menyelamatkan orang itu. Tidak lagi! Bela berseru kesal.
Bem dengan lincah melompati dinding dan segera menangkap tali yang mengikat kaki orang itu. Ia sekuat tenaga berusaha menarik talinya. Bela dan Belo memberi sinyal supaya mereka bertiga pergi, karena manusia datang.
Tetapi Bem mengabaikannya. Bela menyeret Belo dan meninggalkan Bem sendirian. Beberapa polisi datang dan segera membantu Bem.
Di kantor polisi, Bem diinterogasi guna dimintai keterangan. Bem tidak menjawab satu pun pertanyaan, membuat seorang polisi bernama Natsume memperhatikannya dengan curiga.
Bela terus mengeluh tentang Bem, sementara Belo berkata bahwa Bem hanya terlalu baik, itu saja. Yah terserahlah yang penting kita punya tempat untuk tidur, sahut Bela.
Belo mencium sesuatu dengan hidungnya yang tajam. Ia lantas menghampiri seekor anjing di jalan. Saat ingin menyapa, anjing itu malah menggonggong dan membuat Belo panik. Kontan ia hampir berubah wujud. Dengan jubahnya, Bela menutupi Belo dan membawanya pergi.
Bela memarahi Belo. “Kalau kita kehilangan kontrol emosi, kita akan berubah ke wujud asal. Dan kau hanya terkejut sedikit dan kau hampir terbawa…”
Belo meminta maaf sambil memegangi pipinya yang tadi diremas Bela. Belo lantas menyadari sesuatu, ia menunjuk ke arah kapal rusak yang sudah tak digunakan.
Di atap sebuah gedung, seseorang menodongkan pistol kepada seorang pria yang tengah tersudut. Pria itu memohon untuk tidak dibunuh. Di sampingnya, ada sepasang sepatu lengkap dengan sebuah surat (semacam surat wasiat). Dan pria itu terdengar terjatuh dari atas gedung.
Kembali ke kantor polisi. Natsume dan seorang polisi lain berspekulasi tentang kematian pria itu. Perkembangan tak terduga dari seorang kriminal yang kemudian membunuh dirinya sendiri, ujar salah seorang polisi.
Mungkin ada masalah dengan pekerjaaan. Seseorang yang digantung di atap bernama Okada dan seseorang yang bunuh diri bernama Matsushita, adalah teman sekelas di SMA.
Natsume yang menyadari Bem hendak meninggalkan kantor polisi lantas mengejar Bem untuk mengucapkan terima kasih. Bem mengangguk pelan dan pergi, membuat Natsume semakin menaruh curiga padanya.
Di luar, Belo sudah menunggu Bem untuk mengajaknya pulang.
“Pulang?” ulang Bem.
Saat menuju tempat yang disebut Belo rumah, Bem menyadari Natsume mengikuti mereka di belakang. Ia dan Belo bersembunyi sejenak dari Natsume sebelum Belo menunjukkan jalan masuk ‘rumah’ mereka.
Di dalam Bela telah menyambut mereka dengan makanan. Belo menunjukkan hasil dekorasinya kepada Bem. Bem memujinya. Belo mengambil salah satu mainannya sembari berkata, kira-kira mainan mana yang sedang populer sekarang ya? Kalau aku punya teman, kita dapat bermain bersama mereka.
Lagi-lagi Bem terdiam, sementara Bela mengatakan berteman bukan sesuatu yang perlu dinanti. Manusia adalah makhluk yang dingin dan mementingkan diri sendiri. Tak peduli berapa kali mereka telah menyelamatkan manusia, manusia tak pernah menunjukkan rasa terima kasih. Belo bertanya apakah Bela tak ingin menjadi manusia.
“Itu adalah hal yang berbeda,” sahut Bela. “Jangan percaya manusia sebanyak itu!”
“Bela!” Bem memotong.
Bela lantas mengingatkan Bem tentang sebuah hari berhujan di masa lalu mereka. Dulu mereka diusir dari sebuah desa dengan sangat kejam dan perasaan terluka itu membekas hingga kini.
Belo yang merasa bersalah karena telah membuat keduanya bertengkar pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengatakan sesuatu seperti ingin punya teman lagi.
Mereka pun makan. Bem menasehati Belo tentang cara memegang sumpitnya yang salah. Kau juga tidak beda, timpal Bela merujuk kepada sayuran (err, rumput) yang tertinggal di pipi Bem.
Bela mengambilnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Bem berterima kasih, sementara Belo super senang karena barusan mereka benar-benar seperti manusia. Belo pun meniru Bem dengan menempelkan sayuran ke pipinya. Bem berkata, jangan bermain dengan makananmu.
Bela mengambilnya dan memasukkannya ke dalam mulut. Bem berterima kasih, sementara Belo super senang karena barusan mereka benar-benar seperti manusia. Belo pun meniru Bem dengan menempelkan sayuran ke pipinya. Bem berkata, jangan bermain dengan makananmu.
“Bahkan itu terasa benar-benar manusiawi.” Sahut Belo dan mereka bertiga tertawa.
Dulu mereka tinggal di sebuah desa dengan penduduk yang ramah. Di sebuah hari berhujan, rahasia mereka ketahuan. Seluruh penduduk desa mengusir mereka karena mereka adalah monster. Bem berusaha menahan amarahnya, namun sudah tak terbendung. Ia menjerit dengan putus asa dan berubahlah mereka.
Di sisi lain, Bela menyelimuti Belo sembari berkata, “lihatlah wajah kecil yang lucu ini, bagaimanapun kau melihatnya bukankah itu manusia?”
“Kau benar,” sahut Bem.
“Sebenarnya kita ini apa? Kita tidak menua, kita tidak bisa mati, Belo bahkan tidak pernah tumbuh.”
Bem membuka secarik koran yang selalu ia simpan dan membacanya. “Penelitian untuk menciptakan manusia artifisial… Kita tidak dimaksudkan untuk menjadi manusia.”
Bela mengulangi pertanyaannya, “Dalam kenyataan, kita ini apa? Hanya ciptaan yang gagal. Apakah kita bahkan punya alasan untuk hidup?”
“Karena itulah kita harus mencari cara untuk menjadi manusia,” sahut Bem.
Bela menyangsikannya, tetapi Bem menyuruhnya bersabar. Bela sudah muak menunggu. Mereka bahkan tidak menemukan petujuk sekecil apapun. Bem terdiam sembari terus memandangi koran itu
Di taman, Belo bosan karena tidak bisa memainkan jungkat-jungkit sendirian. Ia mengajak beberapa anak untuk bermain jungkat-jungkit bersamanya, tetapi Belo malah didorong jatuh.
Seorang anak perempuan menolong Belo. Anak perempuan itu lalu mengajak Belo bermain bersamanya.
Bem dan Bela mencari Belo di taman. Belo memperkenalkan mereka kepada Yui, teman barunya. Sementara itu, Natsume yang sedari tadi mengamati Bem dan Bela keluar dari persembunyiannya. Rupanya Yui adalah anak Natsume.
Bem, Bela dan Belo pun diundang ke rumah Natsume. Bela merasa tidak nyaman, tetapi Bem menyuruhnya untuk menahan perasaannya sedikit. Akan lebih mencurigakan apabila mereka menolak undangan itu.
Yui memuji Belo yang memiliki ayah dan ibu yang masih muda. Belo menyangkal bahwa mereka berdua adalah orang tuanya. Belo berkata mereka bertiga lahir pada saat yang sama. Bela berdehem keras dan Belo pun meralat ucapannya.
Kemudian Natsume bertanya tentang nama mereka yang tidak lazim. Bahkan Belo memanggil Bem dan Bela dengan nama. Bela buru-buru berkata itu hanya semacam kebiasaan dalam keluarga mereka supaya menjadi lebih kasual.
Natsume bertanya dimana mereka tinggal tapi istrinya memotong dan meminta mereka langsung makan malam saja. Saat Yui memuji cara Belo memegang sumpit, Belo, Bem dan Bela tersenyum kecil. Setelah makan, Bem mengajak Bela dan Belo pulang.
Yui memberikan gantungan kunci manik-manik kepada Bela. Bela mengatakan ia tidak butuh, tetapi Belo memintanya karena itu bagus.
Yui memberikan gantungan kunci manik-manik kepada Bela. Bela mengatakan ia tidak butuh, tetapi Belo memintanya karena itu bagus.
Bem terkejut melihat foto paman Natsume yang memegang tongkat persis miliknya. Tongkat itu merupakan petunjuk yang mereka miliki untuk menemukan pencipta mereka.
Di tempat tinggal mereka, Bela senang karena mereka menemukan petunjuk. Ia bahkan bertanya pada Belo apa yang akan dilakukan Belo setelah menjadi manusia.
Belo menjawab, mandi di tempat yang hangat, makan makanan enak dan tidur di kasur yang paling empuk.
Sedangkan Bela berkata ia ingin jatuh cinta. Bem dan Belo terkejut.
Bela berkata bahwa ia adalah wanita, jadi wajar bila ingin memiliki hubungan seperti itu. Belo lantas bertanya apa yang ingin dilakukan Bem, tetapi Bem hanya tertawa kecil.
Di rumah sakit, Okada diberitahu bahwa Matsushita menyesal sehingga ia lompat dari atap gedung. Okada terkejut. Bukan Matsushita yang berusaha membunuhnya.
Natsume menunjukkan foto Bem dan bertanya apakah orang ini (Bem) pelakunya. Okada menjawab bukan. (ya iyalah) Dari balik pintu, seorang pria bernama Hatakeyama menguping dengan wajah yang mengeras.Bem dan Bela mengintai sebuah rumah dari seberang jalan. Mereka mencari pria tua di foto Natsume. Tiba-tiba terdengar jeritan dari dalam rumah itu, sehingga mereka berdua pun spontan merangsek masuk. Tetapi di dalam hanya ada seorang gadis yang berteriak karena ada monyet di ranjangnya.
Gadis itu mengira Bem dan Bela orang berbahaya. Bem berusaha menjelaskan jika ia hanya bermaksud menolong tetapi gadis itu tidak percaya. Pria tua di foto alias paman Natsume, muncul sembari berkata itu hanyalah salah paham.
Setelah mendengar alasan kedatangan Bem dan Bela, pria tua bernama Ogata itu menjelaskan bahwa ia adalah zoologist. Bela memotong perkataan Ogata kemudian bertanya apakah Ogata mengenali tongkat Bem. Ogata berkata ia tak pernah melihatnya.
Ogata teringat tongkatnya dan menunjukkannya kepada Bem dan Bela. Tongkat itu bukan benda yang penting bagi Ogata. Bem lantas bertanya kepada Ogata di mana ia mendapat tongkat itu, dan apakah ia mengenali pria tua di secarik koran yang selalu ia bawa. Ogata berkata tidak. Pupuslah harapan Bem dan Bela.
Seperti biasa, Bem membujuk Bela untuk tidak putus asa. Bela membalikkan ucapan Bem. Apa bagusnya menjadi manusia, jauh di dalam hatimu kau juga tidak mempercayai mereka bukan?
Bem tidak bisa berkata-kata. Bela yang frustasi lalu berusaha mengajak Belo pulang. Belo tidak mau, ia ingin menemani Yui belajar naik sepeda. Bela melirik Yui dan berkata itu tidak mungkin.
Yui lantas berujar, “Cokelat terasa manis saat kau sedang jatuh. Sebelumnya aku menangis karena tidak bisa melakukan back-hip circle (saya lupa bahasa indonesianya). Ayah memberiku cokelat sambil mengatakan hal itu dan itu benar-benar terasa bagus.”
“Jadi?” Belo tidak mengerti.
“Jadi, ada banyak waktu ketika kita merasa sedih atau senang. Sehingga ketika kau memikirkannya, bahkan jika kita sedang sedih kita hanya harus melakukan yang terbaik.”
“Omong kosong.” Ucap Bela dan ia berlalu dengan cepat, sementara Bem memikirkan kata-kata Yui.
Bem membuka topi dan menatap kaca dengan pikiran yang dipenuhi perkataan berbagai macam orang. Ia melihat sosoknya, kemudian meninju kaca itu sampai hancur. Di permukaan kaca yang hancur, mengalir cairan hijau dan bukan merah.
Bem membuka topi dan menatap kaca dengan pikiran yang dipenuhi perkataan berbagai macam orang. Ia melihat sosoknya, kemudian meninju kaca itu sampai hancur. Di permukaan kaca yang hancur, mengalir cairan hijau dan bukan merah.
Bem berjalan di tengah hujan dan tak sengaja bertemu Natsume. Sembari berjalan, Natsume meminta maaf karena pernah mencurigai Bem. Natsume lantas memberi Bem cokelat.
Bem melihat ujung bahu Natsume yang basah terkena hujan. Padahal Natsume bisa saja tidak basah jika tidak memayunginya. Menyadari hal itu, hujan turun di wajah Bem. Bem merasakan tangannya retak dan ingin segera mohon diri. Sebelum pergi, Natsume memberikan payungnya pada Bem.
Hatakeyama berkata ia akan menggantikan Natsume berjaga dan menyuruh Natsume beristirahat. Setelah Natsume pergi, senyum ramah di wajahnya seketika berubah menjadi sebuah tatapan tajam.
Esoknya, Bem mencari Natsume untuk mengembalikan payung. Ia bersembunyi saat melihat beberapa polisi berlari panik dan membangunkan Natsume yang tengah tertidur. Okada menghilang.
Bem pun membantunya diam-diam. Ia menggunakan kekuatannya untuk mengetahui posisi Hatakeyama. Setelah ketemu, Bem pun segera berlari menuju lokasi.
Esoknya, Bem mencari Natsume untuk mengembalikan payung. Ia bersembunyi saat melihat beberapa polisi berlari panik dan membangunkan Natsume yang tengah tertidur. Okada menghilang.
Natsume tampak terkejut, bukankah ada Hatakeyama? Seorang polisi menjelaskan, lima tahun lalu anak Hatakeyama ditindas hingga terjatuh dari atap sekolah. Dan penindasnya adalah Okada dan Matsushita!
Natsume masih tidak percaya Hatakeyama adalah pelakunya. Ia berlari mencari seniornya itu.
Di atap sebuah gedung, Hatakeyama melampiaskan dendamnya karena Okada dan Matsushita tampak seperti sudah melupakan dosa mereka terhadap anaknya. Sebelumnya Hatakeyama berdoa tapi mereka tidak juga mati, sekarang ia pikir itu tergantung padanya.
Bela menyuruh Bem untuk tidak lagi mengacuhkan masalah Natsume. Bem hanya ingin percaya pada manusia.
Siapa yang sesungguhnya ingin Bem tolong, tanya Bela. Detektif itu? Penjahat itu? Atau pria di sana yang akan dibunuh? Siapa yang patut ditolong? Yang mana keadilan dan yang mana kejahatan, dapatkah seseorang mengatakannya?
“Tetapi tetap saja aku tidak bisa mengabaikan manusia yang butuh bantuan kita.” Sahut Bem. “ Jika kita mengabaikannya, kita tak akan menjadi apapun kecuali monster.”
“Terserahlah!” seru Bela dan ia pergi.
Di taman, Yui hampir bisa mengendarai sepeda. Ia dan Belo ingin mengunjungi Natsume untuk memperlihatkannya. Saat Belo sedang ke toilet, Hatakeyama menghampiri Yui.
Belo berlari panik mencari Bela. Yui hilang. Sepedanya masih ada di sana, tetapi ia hilang. Jadi Belo meminta Bela untuk mencari Yui bersamanya.
Bela enggan. Belo punya penciuman yang bagus, mengapa tidak ia gunakan? Belo sudah menggunakannya tetapi bau Yui hilang di tengah jalan. Bela masih tidak mau.
Belo kemudian mencari Bem karena Bela tidak mau membantunya. Bem bersedia.
Kemudian Bem dan Belo tidak sengaja mendengar percakapan Natsume. Hatakeyama sedang melakukan penawaran. Natsume harus membawa Okada untuk ditukar dengan Yui.
Bela enggan. Belo punya penciuman yang bagus, mengapa tidak ia gunakan? Belo sudah menggunakannya tetapi bau Yui hilang di tengah jalan. Bela masih tidak mau.
Belo kemudian mencari Bem karena Bela tidak mau membantunya. Bem bersedia.
Kemudian Bem dan Belo tidak sengaja mendengar percakapan Natsume. Hatakeyama sedang melakukan penawaran. Natsume harus membawa Okada untuk ditukar dengan Yui.
Di tempat perjanjian, Yui sudah di bibir atap. Natsume memohon pada Hatakeyama, sementara Bem dan Belo memandang dari kejauhan.
Hatakeyama mengungkit anak laki-laki Natsume yang meninggal dan Bem pun teringat foto anak laki-laki di rumah Natsume.
Hatakeyama marah karena ternyata Natsume tidak membawa serta Okada. Ia menghajar Natsume hingga tak berdaya. Belo melompat dan berusaha menghentikan Hatakeyama, tetapi ia dilempar
Bem menahan emosinya sambil bertanya mengapa Hatakeyama melakukan ini padahal ia terlahir sebagai manusia… Bem menjerit dan berubah.
Hatakeyama ketakutan. Ia mengancam dengan memakai Yui. Bem tidak sempat menjangkau Yui yang dijatuhkan Hatakeyama.
Hatakeyama mengungkit anak laki-laki Natsume yang meninggal dan Bem pun teringat foto anak laki-laki di rumah Natsume.
Hatakeyama marah karena ternyata Natsume tidak membawa serta Okada. Ia menghajar Natsume hingga tak berdaya. Belo melompat dan berusaha menghentikan Hatakeyama, tetapi ia dilempar
Bem menahan emosinya sambil bertanya mengapa Hatakeyama melakukan ini padahal ia terlahir sebagai manusia… Bem menjerit dan berubah.
Hatakeyama ketakutan. Ia mengancam dengan memakai Yui. Bem tidak sempat menjangkau Yui yang dijatuhkan Hatakeyama.
Di bawah, Bela berubah dan melompat menyelamatkan Yui.Belo pun turut berubah mengikuti keduanya.
Bem ingin menghajar Hatakeyama habis-habisan namun Belo berseru, sehingga Bem tidak jadi membenturkan kepala Hatakeyama ke siku beton. Belo menangkap Hatakeyama.
Saat airmata Hatakeyama jatuh ke lengannya, Belo terkejut. Kulitnya sekilas menjadi kulit manusia.
Bem ingin menghajar Hatakeyama habis-habisan namun Belo berseru, sehingga Bem tidak jadi membenturkan kepala Hatakeyama ke siku beton. Belo menangkap Hatakeyama.
Saat airmata Hatakeyama jatuh ke lengannya, Belo terkejut. Kulitnya sekilas menjadi kulit manusia.
Natsume sadar dan kaget setengah mati mendapati tiga sosok makhluk buruk rupa di hadapannya. Ia mengira mereka bermaksud mencelakai Yui dan menembaki trio monster itu.
Bem kembali menjerit.
Saat Natsume membuka mata dan melihat sekeliling, ketiganya telah lenyap. Ia lantas memeluk Yui erat.
Di tepi sungai, Bela berujar, “Menolong manusia hanya akan menyebabkan kita terluka.”
“Dia hanya ingin melindungi anaknya.” Sahut Bem.
“Tetapi kau terlihat sedih.” timpal Bela. Bem tidak menjawab. Ia tahu itu benar.
Belo pun bangkit dan mengajak keduanya bermain jungkat-jungkit bersamanya. Belo berkata Yui pernah bilang bermain jungkat-jungkit bagus saat seseorang sedang merasa sedih.Bela menimpali, “kalau begitu wangi zaitun adalah yang terbaik saat perasaan sedang jatuh.”
“Bagaimana kalau Dentou-sama* adalah yang terhangat saat perasaan sedang jatuh.“ Belo melanjutkan.
“Akhir-akhir ini matahari tidak disebut dengan istilah Dentou-sama lagi.” Potong Bela.
“Ah, itu tidak sopan.”
[note: terjemahan inggrisnya God, tapi kuping saya dengernya Dentou-sama, entah bener atau enggak]
Bem dan Bela tersenyum kecil. Sementara Belo meneruskan perkataannya tentang makanan kering yang bagus saat perasaan sedang jatuh.
Di kantor polisi, Hatakeyama berkata ia tidak ingat apa yang ia lakukan. Pernyataan ini membuat polisi yang menginterogasinya naik pitam.
Hatakeyama berkata waktu ia berdoa supaya Okada dan Matsushita mendapat ganjaran, ada seorang pria misterius yang menghampirinya.
Pria itu berkata manusia adalah seperti hati mereka dan ia merasakan haus yang ada di mata Hatakeyama. Sejak itu, Hatakeyama tidak ingat apapun. Tetapi ia mengaku memang pernah memiliki niat membunuh.
Seorang pria menatap tajam tempat tinggal Bem, Bela dan Belo dari kejauhan. Ia adalah pria yang ditemui Hatakeyama di gereja. Ia juga membawa tongkat seperti yang dibawa Bem. (Udah ketahuan siapa kok. Tapi dia masih belum akan bertemu ketiganya, jadi abaikan saja dulu.)Kembali kepada trio monster kita. Belo tak bisa berhenti tersenyum sangat lebar sehingga membuat Bela tak sabar.
Bela menyuruh Belo segera mengatakan hal yang diketahuinya. Bem bertanya apakah Belo benar-benar memiliki ide untuk menjadi manusia? Belo mengangguk.
“Sebenarnya, ketika airmata paman itu jatuh ke lenganku, aku menjadi manusia!” seru Belo dengan bahagia.
Bela dan Bem membelalakkan mata.
TBC
Review: Unexpectedly sad and full of heart-breaking emotions, but still, super duper amazing!
Most noticeable was absolutely Kame’s performance. Meskipun Kame sudah beberapa kali memerankan karakter cool di drama sebelumnya, tapi tetap ada sentuhan yang berbeda di karakter Bem. Kueereen!! Anne juga bagus. Cocoklah kalo dapat award. Terus Fuku membangkitkan kembali jiwa shota-kon saya yang cukup lama terkubur. Ini anak minta saya culik buat dijadiin guling kali ya? Imutnya ampun deh. /nosebleed /benderaputih
Oh. Budayakan memberi komentar.
The Casino Directory | JtmHub
BalasHapusThe Casino Directory is a www.jtmhub.com complete directory for casino wooricasinos.info and sportsbook operators in Ireland gri-go.com and Portugal. Jtm's comprehensive directory provides https://sol.edu.kg/ you with more than 150